Saturday 25 June 2016

Mielinisasi=Tindakan yang Diulang-ulang (Memahami “Deep Practice”-nya Daniel Coyle)

“Latihan tidak menghasilkan kesempurnaan. Latihan menghasilkan myelin, dan myelin menghasilkan kesempurnaan.” DANIEL COYLE

Saya mengenal myelin dan istilah mielinisasi pada tahun 2000-an. Buku Quantum Learning—dalam Bab “Kekuatan Pikiran Anda yang Tak Terbatas”)—mengajak saya untuk berkenalan dengannya. Selain dua belahan otak kanan dan kiri temuan Roger Sperry dan “satu kepala tiga otak” (triune brain)-nya Paul MacLean, myelin dan mielinisasi adalah istilah penting (terkait dengan kedahsyatan otak) yang saya pahami dan, akhirnya, berhasil mengubah diri saya pada tahun-tahun sesudahnya.

Kira-kira sepuluh tahun kemudian, saya bertemu lagi dengan myelin dan mielinisasi dalam buku Rhenald Kasali yang sungguh mengasyikkan dan memberdayakan, Myelin: Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan. Uniknya, judul kecil buku Rhenald Kasali ini ada dua. Yang satu diletakkan di bawah sebagaimana sudah saya sebutkan, yang satu lagi diletakkan di atas. Judul kecil yang berada di atas adalah Membuat Usaha Menjadi Besar, Berkelanjutan, Tangguh, dan Inovatif. Menurut saya, judul kecil kedua ini identik dengan judul kecil pertama.

Rhenald Kasali mengaitkan myelin dengan sebuah perusahaan yang berhasil memiliki karakter dan daya saing yang hebat. Sementara itu, Quantum Learning mengenalkan myelin kepada saya sebagai salah satu komponen-penting neuron (sel saraf otak). Di dalam otak kita—sering disebut neokorteks—terdapat 12 hingga 15 juta sel saraf atau neuron. Nah, neuron yang sangat kecil ini terdiri atas inti sel, tubuh sel, dendrit, akson, dan myelin. Ketika kita berpikir, neuron-neuron itu saling berkoneksi.

Lewat dendrit dan akson, neuron-neuron itu membentuk sinapsis. Ketika otak melakukan pengulangan dalam berpikir, muncullah myelin. Akson yang saling berhubungan itu kemudian “dibungkus” atau diperkuat oleh myelin. Inilah yang disebut sebagai mielinisasi atau proses pembungkusan. Seperti kabel listrik yang dibungkus oleh plastik—begitulah mielinisasi terjadi. Semakin sering otak mengulang-ulang yang dipikirkan, pembungkusan itu akan semakin kuat. Otak akan lebih mudah mengingatnya gara-gara mielinisasi.

Waktu pun terus berjalan. Pada tahun 2016, saya membaca buku Menulispedia karya Mas Bambang Trim dan dipertemukan kembali dengan myelin dan mielinisasi. Adalah Daniel Coyle yang memperkenalkannya. Coyle mengaitkan myelin dengan latihan secara mendalam (deep practice). Seperti Quantum Learning, Coyle secara sangat spesifik menunjukkan kepada saya efek-dahsyat pengulangan latihan terhadap terbentuknya sebuah kemahiran. Secara tersirat, Coyle ingin menyatakan bahwa bakat bukan bawaan tetapi bentukan—ya lewat latihan-latihan mendalam yang diulang-ulang itu yang kemudian direkam oleh mielinisasi.

Saya mencoba mencari buku Coyle, Rahasia Bakat: The Talent Code (2010) yang menjelaskan secara komprehensif dan elaboratif tentang mielinisasi. Rupanya yang saya dapat bukan buku Rahasia Bakat tetapi malah buku kecilnya, Bakat Sukses (2013) yang berisi 52 tips jitu untuk meningkatkan keahlian menuju kesuksesan. Saya tetap bersyukur (beruntung) dan dengan lahap segera membacanya. Ternyata di halaman 145 buku Bakat Sukses ada penjelasan khusus tentang myelin dan mielinisasi. Penjelasan Coyle agak berbeda dengan penjelasan Quantum Learning maupun Rhenald Kasali. Ada kemiripan sih namun penjelasan Coyle lebih dikaitkan dengan tindakan (latihan).

Pertama, myelin merupakan insulator. Myelin berfungsi membalut jaringan otak dengan cara persis seperti selotip yang membungkus kabel listrik. Myelin menyebabkan sinyal bergerak secara lebih cepat agar tidak bocor. Kedua, myelin ini tidak statis. Pertumbuhan myelin terjadi akibat adanya aktivitas, yaitu latihan. Bahkan hasil riset menunjukkan bahwa myelin tumbuh seiring dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk berlatih. Ketiga, latihan-latihan yang tepat dan kuat akan menumbuhkan myelin secara dahsyat!
Jadi, mielinisasi adalah tindakan dan pengulangan atas tindakan (latihan) itu.[]